Tuesday 7 October 2008

Nonton Film Laskar Pelangi




Akhirnya...kesampean juga saya nonton film laskar pelangi...hari ini di salah satu mall di rawamangun...tadinya mau nonton yang jam 12...wah pas sampe di tempat antrian nya udah menganak ular...sabar...sabar....semua pasti kebagian...akhirnya dapet tiket buat yang jam 2...siip...nonton berempat bareng bu widi, bu diana and bu eva...ternyata bu eva bawa camilan banyak juga tuh...jadi enak...makasih ya bu eva...


Penonton di dominasi anak-anak dan ABG (wah saya termasuk yang mana ya...) ada juga orang tua yang anter anak or cucu nonton laskar pelangi...

Film dimulai...karena saya udah baca tiga buku-nya andrea hirata (penulis novel laskar pelangi)...jadi deh membanding2kan antara film dan novelnya...openingnya sangat mirip dengan novelnya...langsung mengharukan...betapa pagi itu SD Muhammadiyah Gantong menanti-nanti kehadiran murid ke-10...yang sangat menentukan kelangsungan hidup SD tersebut...tau-tau yang datang seorang siswa yang "beda" dengan siswa lain..tapi justru dia lah menjadi penyelamat...nice opening...

Cerita bergulir...ada beberapa bagian di novel yang tidak divisualisasikan dalam film...misalnya waktu SD Muhammadiyah ikut karnaval dan Mahar sang seniman membuat "kalung ajaib"...di film itu tidak diceritakan kenapa Mahar bikin "kalung ajaib" itu...yang udah baca novel nya pasti tau alasannya....kunjungan ke Tuk Bayan Tula juga diceritakan sangat singkat...kurang dalam...terus juga soal Flo yang tadinya anak SD Negeri PN Timah yang tau-tau kabur dari rumah sebagai protesnya karena ingin sekolah di SD Muhammadiyah...di film tidak detail diceritakan...padahal dalam kisah itu laskar pelangi ikut berjasa juga...

Kisah Ikal yang mengalami first love di visualisasikan dengan sederhana tapi pas banget dehh...penonton pada ketawa liat wajah Ikal yang demikian nelangsa di dera cinta pertama...
Sisi mengharukan juga banyak di film ini...kayaknya sih mirip dengan novelnya...selain waktu opening tadi...kisah mengharukan juga ada waktu pak Harfan meninggal dunia dan Bu Mus kehilangan semangat mengajar...sehingga anak-anak belajar sendiri di kelas...pada akhirnya Bu Mus kembali ke kelas dan anak-anak menyambutnya dengan gembira...memeluk bunda guru yang mereka cintai....sesak dada ini melihat adegan itu...bisa kah saya menjadi guru yang dicintai murid-muridnya seperti itu??

Kisah mengharukan lain yang tidak saya temukan di film ini adalah kisah tentang ayahnya Ikal...di novel begitu dalam diceritakan sosok ayah Ikal...bagaimana dia selalu berdandan dengan cara yang sama setiap pengambilan raport...bagaimana Ikal begitu mencintai ayahandanya...

Saya juga tidak menemukan kisah tentang sepupunya Ikal...yang juga yatim piatu...dan kemudian di jemput ayah Ikal untuk sama-sama sekolah di SD Muhammadiyah...saya lupa namanya...bagaimana sepupunya itu sangat dekat dengan Ikal...dan akhirnya mereka bisa kuliah ke luar negeri...Prancis...

Sosok Lintang...juga diperankan dengan baik oleh anak belitong (wah saya ga hafal nama-nama anak-anak pemeran laskar pelangi....)pengorbanannya setiap hari untuk bisa ke sekolah, menempuh jarak puluhan kilometer, terhadang hujan, dan....buaya...dengan segala keterbatasannya...tanggung jawab yang ada di pundaknya, menjadi kakak yang baik bagi adik-adiknya yang masih kecil...dengan kecerdasan alamiahnya Lintang punya segudang mimpi...namun...mimpi itu harus terhempas ketika ayahnya tidak pernah kembali lagi dari melaut...harus menghempasnya dari SD Muhammadiyah...saya membayangkan bagaimana hari-harinya kemudian...sangat berat pastinya...isi gedung bioskop itu sebagian besar "anak-anak kota" yang pasti tidak pernah mengalami hidup seperti Lintang...entah apakah pesan yang ada dalam kisah itu mampu terekam dalam benak mereka...saya saja ngeri membayangkan nya jika saya hidup dalam kondisi itu...pasti menyedihkan dan menyakitkan...harus rela melepas mimpi yang kita punya...tanpa bermaksud cengeng...air mata tau-tau jatuh satu-satu...tercekat rasanya kerongkongan ini membayangkan hidup Lintang...

Well saya bukan bermaksud menjadi kritikus film, hanya sharing pengalaman nonton film ini...pastinya setiap orang punya opini berbeda...ada teman yang bilang film ini ga bagus (entah dari sisi yang mana), ada yang bilang lucu (pasti karena melihat betapa Rhoma Irama menjadi idola anak-anak belitong, atau melihat gaya Mahar sang seniman), ada juga teman dosen cowok yang bilang "wah saya nangis 2 kali nonton film ini"...melankolis juga tuh si bapak...

Buat saya film ini bagus...walau ga seratus persen mirip dengan novelnya...tapi tidak mengecewakan...bahasa visual dengan bahasa tulisan memang beda...pasti sulit sekali menerjemahkan bahasa tulisan ke dalam gambar...salut deh buat para film makers...




2 comments:

Anonymous said...

hmm lupa ya Mbak, cerita detail tentang ayahnya Ikal dan sepupunya Ikal (Arai namanya), itu ada di buku kedua, Sang Pemimpi, bukan di Laskar Pelangi. Jadi ya kita tunggu saja, kan katanya mau dibuat tahun depan filmnya.

BTW, kisah pribadi ayah saya sangat mirip dengan Lintang. Tapi ayah tidak pernah patah semangat, menularkan semangat belajar ke anak2nya. Alhamdulillah di tengah kemiskinan saya dan adik2 bisa kuliah di universitas2 negeri, dapat beasiswa lagi. Jadi kisah semacam Lintang sebenarnya banyak di sekitar kita, nggak usah jauh2 ke Belitung, di Jakarta juga banyak. Sayangnya banyak dari kita yg tidak menyadarinya.

Lies Zulfiati said...

wah iya ya...terlalu bersemangat...jadi lompat-lompat...thanks to remind me...